Minggu, 22 Februari 2015

Sepatu Dahlan

novel "Sepatu Dahlan"


Pertama kali buku ini di launching ke pasaran, deeply saya belum tertarik untuk membahasnya. Entahlah kenapa yaaa...padahal secara marketing, ini sudah masuk kategori best seller.

Yang membuat saya pingin membacanya adalah ketika mulai ada film terkait buku ini. Dari sini saya semakin penasaran untuk membacanya....heheh filmnya saya belum tertarik. Karena biasanya saya justru lebih suka baca buku nya dari pada film yang mengangkat cerita dari buku tersebut.

Okelah langsung masuk ke isi buku SEPATU DAHLAN yang mendapat review dari beberapa penulis favorit saya, antara lain : A.Fuadi penulis Negeri 5 Menara, yg hingga menjadi trilogi..

Buku ini menuliskan kisah kecil pak Dahlan Iskan di desanya dalam kondisi ekonomi yang masih dapat dibilang dibawah kata cukup. Pak Dahlan kecil tinggal dalam suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, 2 orang kakak perempuan, dan 1 orang adik laki-laki. Alurnya maju dari mulai harapan dahlan kecil untuk memiliki sepatu dan sepeda hingga dia pada akhir cerita mendapatkannya. Walaupun proses membuat harapan tersebut jadi nyata membutuhkan proses. Dan proses ini yang diceritakan apik dalam novel ini.
Dahlan kecil bisa menyicil sepeda dari upah mengajar voli, olahraga kegemarannya dan menjadi kannya kapten lapangan di sekolah. Dahlan mengajar voli tersebut di sekolah swasta.

Proses di novel ini juga sering menggambarkan bagaiman sulitnya dahlan kecil dan adiknya dalam mendapatkan makan sehingga sering sekali sarung yang suka dipakainya dililitkan begitu kuat untuk menahan rasa lapar yang luar biasa. Hal ini terjadi terutama setelah ditinggal oleh sang ibu karena sakit dan 2 kakak perempuannya yang hidup tidak serumah karena sedang meneruskan pendidikan dan juga bekerja.
Dalam lingkungan sehari-harinya, Dahlan kecil dikelilingi oleh sahabatnya baik laki-laki dan perempuan. Dan diceritakan pula sedikit kisah roman antara Dahlan kecil dengan ketertarikannya dengan teman perempuannya.hahahah...ga nyangka pak Dahlan...euyyy

Oia...biasanya kalau ada wise word dalam setiap buku yang aku baca, pasti aku sadur dalam review novel. ...hehehe tapi di novel ini, ngga ada loh yang bisa aku ambil kata-kata yang oke yang biasanya aku kumpulin...tapi so far sih buku ini bagus dan inspiring, malahan aku pingin beli buku seri selanjutnya pak Dahlan kecil..hehehhe...
Okeh, that’s all....untuk reviewnya..

tks

101 CREATIVE NOTES


by : YORIS SEBASTIAN

Pertama kali tau penulis ini, saat ada acara news di TV pagi dan mas Yoris ini sedang promo bukunya yang terbaru “biang inovasi”...
Hmm...lihat covering dan penjelasan selama talkshow antara mas Yoris dan News Anchor sih menarik ya isi bukunya..sampai-sampai perlu di notes di hp untuk masuk ke daftar buku yang harus dibeli...hihihi..
Amaze..saat di bookstore lihat “biang inovasi” yang dijajarkan dengan buku best seller milik mas Yoris, jadilah buku 101 creative notes juga masuk buku yang mesti dibeli dan dibaca..

Overall, isi buku ini mudah sekali dilahap dalam waktu beberapa jam karena emang isinya yang mudah untuk diterima oleh otak dan ditambah visual sebagai ilustrasi penjelasannya sangat mendukung...dan yang penting setiap halaman berikutnya buat penasaran..hihihi..
Topik keren dalam buku ini :
a.    Memotivasi orang banget untuk merubah mind set selama ini
b.    Apapun yang ada di dunia ini, ternyata punya maksud misalnya saja lirik2 lagu hit list di mancanegara yang tidak bisa dianggap mudah. Ternyata di beberapa lirik tersimpan makna dan pembelajaran yang  bisa dijadikan acuan
c.     Komposisi 70:20:10, maksudnya ada 10% aktivitas beresiko yang akan digunakan
d.    Break your routine
e.    Always read book!!..just feel the smell of new book..hmmm
f.     Blog mas yoris http://yorrissebastian.com
g.    Believe in process


#nothing is impossible, the world itself says “I’m possible!”,,,audrey hepburn
#I always like to look on the optimistic side of life, but I am realistic enough to know that life is a complex matter....walt disney
#I’m gonna get dressed, for success, shaping me up for the big time”
#fight your feeling, not your body

#giving is the new taking